Menu

Kerapkali kita gagal mengenali Yesus secara lebih mendalam karena kita mudah kecewa ketika apa yang kita minta, harapkan tidak kunjung terpenuhi atau apa yang kita mohon tidak kunjung dikabulkan, lantas kecewa, menutup diri dan melupakan Tuhan.

MENGENALI YESUS

Ayb. 38:1.8-11; 2Kor.5:14-17; Mrk. 4:35-40

‘Guru, tidak pedulikah Engkau, kalau kita binasa.”

         Saudara-saudari yang terkasih, kita memasuki minggu biasa yang ke XII.  Sabda Tuhan yang kita dengarkan hari ini, mengajak kita, agar kita sungguh-sungguh mengenali siapa Yesus. Dalam hidup sehari-hari kerap kita merasa terombang ambing, tiak tentu arah. Tanpa harus menjadin pribadi yang pesimis pun dalam hidup ini ada saat-saat di mana segala daya upaya kita Nampak sia-sia belaka. Tanpa membawa hasil seperti yang kita harapkan. Namun, justru di situlah Tuhan hadir. Kehadiran-Nya membuat semua kita merasa aman,  terlepas dari semua beban.

  Dalam bacaan Injil, kita belajar pengalaman dari para murid yang sedang dalam perjalanan. Perjalanan kali ini, para murid berhadapan dengan bahaya yang mengancam jiwa mereka. Perahu mereka dihantam ombak yang dahsyat bahkan air sudah mulai masuk ke dalam perahu. Para murid panik dan takut, padahal saat itu Yesus ada bersama dengan mereka. “Guru, tidak pedulikah Engkau, kalau kita binasa.” Apa sebetulnya yang membuat para murid begitu takut padahal mereka ada bersama dengan Yesus? Para murid masih merasakan ketakutan karena  mereka belum mengenali Yesus Sang guru secara mendalam dan mereka juga masih memusatkan perhatiannya pada diri mereka sendiri dan ini tampak dari ucapan mereka, Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa. Mereka menggunakan kata kita, ini berarti menyamakan Yesus dengan diri mereka. Namun akan berbeda jikalau mereka menggunakan kata kami. Kerapkali kita gagal mengenali Yesus secara lebih mendalam karena kita mudah kecewa ketika apa yang kita minta, harapkan tidak kunjung terpenuhi atau apa yang kita mohon tidak kunjung dikabulkan, lantas kecewa, menutup diri dan melupakan Tuhan. 

  Karena itu, Rasul Paulus juga mengingatkan kita agar kita tidak gagal fokus pada pribadi Yesus, melainkan sungguh-sungguh mengenali pribadi Yesus. “Siapa yang ada dalam Kristus ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yag baru sudah datang.” Dari kata-kata Paulus ini hendak dikatakan bahwa orang yang hidup dalam Kristus ia tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan hidup untuk Kristus. Dan hidupnya bukan untuk masa lalu melainkan untuk masa depan. Karena itu kita yang hidup dalam Kristus, akhirnya hidup untuk masa sekarang. Sehingga kita tidak hanyut diombang-ambingkan oleh badai masa lalu dan juga tidak terlalu mencemaskan akan masa depan yang belum tiba.

Saudara-saudari yang tekasih, karena itu, marilah kita menikmati setiap peristiwa hidup dengan memberikan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita, terutama mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Selamat berhari minggu, Tuhan memberkati kita. Amin.

(P. Markus Mukri, CP)

Flo.Phiras

Flo.Phiras

Related Posts