”Perintah manakah yang paling utama?”
CAHAYA PHIRAS
“Hukum Kasih”
(Ul. 6:2-6; Ibr. 7:23-26; Mrk. 12:28b-34).
”Perintah manakah yang paling utama?”
Saudara-saudari yang terkasih, kasih kepada Allah sungguh terwujud kalau kita sungguh-sungguh mengasihi sesama kita. Kasih itu bukan hanya soal perasaan saja, melainkan suatu tindakan nyata yang terwujud dalam kasih kepada sesama. Ketika seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus tentang hukum yang terutama, Yesus menjawab dengan hukum “kasih.” Mula-mula kasih itu ditujukan kepada Tuhan dan dari kasih kepada Tuhan mengalir kasih kepada sesama, dengan kata lain cinta kepada Tuhan haruslah nyata dalam cinta kepada sesaama.
Sabda Tuhan yang dibacaakan pada minggu biasa ke XXXI ini, dalam bacaan Injil Yesus ditanya oleh seorang ahli Taurat. Pertanyaan ahli Taurat ini adalah perintah manakah yang utama? Dan Yesus memberikan suatu jawaban, ini jawaban Yesus, “Perintah yang paling utama ialah: Dengarlah hai orang Israel Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan sgenap akal budi dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua ialah kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Dari jawaban Yesus ini terungkap bahwa mencintai Tuhan dan sesama adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Tetapi yang pertama adalah mencintai Tuhan dan diikuti cinta pada sesama. Yesus memberikan prioritas pertama pada mengasihi Tuhan sehingga segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk kemuliaan Tuhan. Setelahnya menyusul cinta kepada sesama. Namun ini bukan berarti bahwa kita mencintai sesama dengan cinta “kelas dua”. Urutan pertama dan kedua dalam pernyataan Yesus hendak mengungkapkan hubungan sebab akibat dari kasih itu. Kasih kepada sesama harus mengalir dari kasih kepada Allah. Dengan kata lain kasih kepada sesama manusia harus didasarkan pada kasih akan Allah.
Saudara-saudari yang terkasih, dalam keutamaan teologal kita dikatakan; iman, harapan, dan kasih. Dan yang terbesar adalah kasih. Kasih menjadi inti pengajaran iman kita. Dan inilah warisan Yesus kepada kita semua, yang harus kita hidupi dan amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hari ini, Yesus menegaskan kembali apa yang telah diwariskan berabad-abad lamanya ini dalam hidup keagamaan bangsa Israel sebagai perintah yang utama. Namun Yesus menambahkan hukum yang kedua, yakni mengasihi sesama “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Berpeganglah selalu pada hukum kasih, Tuhan memberkati. Amin.
(P. Markus Mukri, CP)