Menu

Allah Bapa lah yang memberikan domba-domba (umat manusia) kepada-Nya untuk digembalakan dan supaya diberi hidup yang kekal

CAHAYA IMAN

Menjadi domba yang baik

(Injil Yohanes 10:27)

 

Ibu, bapak, orang muda, dan anak-anak yang terkasih, hari ini di Minggu Paskah IV Gereja Katolik di seluruh dunia merayakan hari minggu panggilan. Gereja mengenang sosok Yesus yang menyebut diri-Nya Gembala yang baik dan orang-orang yang mengikuti dan mengimani Dia Tuhan dan Juruselamat disebut-Nya domba. Penyebutan analogi domba dan gembala, tentu diambil oleh Yesus dari relalita hidup masyarakat pada masa itu. Pada masa itu ada pemilik domba, ada kawanan domba, dan ada pekerja yang bertugas menggembalakan kawanan domba. Bahwa ada di antara para gembala itu adalah orang upahan dan ada pemilik yang bertindak sendiri sebagai gembala. Kedekatan gembala dengan kawanan ternak, dapat memungkinkan domba – domba itu mengenal siapa gembalanya, mendengar suara gembalanya dan juga mudah mengikuti para gembalanya. Sebaliknya para gembala mengenal domba-domba, memberi nama, memberi tanda, dan jika dipanggil maka domba itu datang mengikutinya.

Injil Yohanes yang dibacakan tadi berbicara tentang domba yang baik dan tentang gembala yang baik bahkan gembala yang hebat. Bahwa domba-domba pada masa itu mendengarkan suara Yesus dan mengikuti Yesus. Sebaliknya Yesus sendiri mengenal domba- domba-Nya dan memberikan hidup yang kekal kepada domba-dombaNya dan bahwa mereka pasti tidak akan binasa. Yesus menegaskan bahwa Allah Bapa lah yang memberikan domba-domba (umat manusia) kepada-Nya untuk digembalakan dan supaya diberi hidup yang kekal (Bdk. Yoh 6:38-40). Umat Allah yang terkasih, kualitas kegembalaan Tuhan kita Yesus Kristus sungguh tidak diragukan. Dia yang telah diberikan segala kuasa oleh Bapa (Bdk. Mat 28:18), sungguh telah mengerjakan tugas- tugas-Nya sebagai Gembala yang baik. Ia bukanlah gembala upahan, tetapi Ia sedirilah pemilik atas diri kita sekalian dan Dia sendiri yang memutuskan untuk hadir dalam sejarah hidup umat manusia dan sungguh Dia menggembalakan kita (Bdk. Yehezkiel 35:15). Cinta-Nya yang besar untuk keselamatan kita para domba-Nya, Dia rela memikul dosa-dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, dan supaya oleh bilur- bilurNya, kita disembuhkan (Bdk. 1 Ptr 2:24).

Pertanyaan bagi setiap kita di minggu panggilan ini adalah, jika Yesus Tuhan kita telah final menghayati diri-Nya sebagai Gembala yang baik, apakah kita masing- masing telah dan atau sedang menghayati diri kita sebagai domba-domba yang baik? Apakah sebagai domba atau umat-Nya, kita setia mendengarkan Dia (rajin baca Kitab Suci), tekun mengikuti Doa bersama serta taat pada segala perintah dan segala larangan-Nya? Semoga Roh Kudus membantu kita agar tidak hanya berbangga diri sebagai murid Yesus Kristus, rajin dalam ibadat seraya memuji keagungan Yesus bahwa Dia hebat dan penuh kuasa, tetapi baiklah kita menempa diri supaya semakin menjadi domba- domba-Nya yang hebat, karena dapat membagikan kasih dan berkat-Nya kepada banyak orang. Dimana suasana hidup di keluarga, hidup beragama di lingkungan dan persekutuan kita di Paroki, terwujudlah damai, sukacita, kasih, dan persaudaraan. Tuhan memberkati kita. Amin.

(Rm. Marius Lami, CP)

Flo.Phiras

Flo.Phiras

Related Posts