Menu

Kasih Allah kepada manusia nyata dalam diri Yesus Kristus putra-Nya yang Tunggal. Ia telah menjelma menjadi manusia untuk menebus dosa-dosa kita. Namun kenyataannya adalah dunia seperti belum ditebus, buktinya adalah kejahatan masih merajalela. Dan mirisnya lagi, kejahatan itu dilakukan juga oleh orang-orang yang katanya beriman. Mengapa bisa demikian?

Bagaimana Iblis Dapat Mengusir Iblis?
(Mrk. 3:20-35)

Saudara-saudari yang terkasih, Allah adalah kasih. Kasih Allah kepada manusia nyata dalam diri Yesus Kristus putra-Nya yang Tunggal. Ia telah menjelma menjadi manusia untuk menebus dosa-dosa kita. Namun kenyataannya adalah dunia seperti belum ditebus, buktinya adalah kejahatan masih merajalela. Dan mirisnya lagi, kejahatan itu dilakukan juga oleh orang-orang yang katanya beriman. Mengapa bisa demikian? Lewat peristiwa hidup Yesus sebetulnya sudah jelas, bahwa kita dipanggil untuk menjadi lebih baik dan bukannya menjadi budak kejahatan. Dalam bacaan Injil yang kita dengarkan hari ini menunjukkan bahwa setan tidak berkuasa sedikit pun terhadap Dia, sehingga dengan mengusir setan, Yesus membuktikan siapa yang lebih berkuasa.

Dalam peristiwa pengusiran setan ini Yesus dituduh oleh ahli-ahli Taurat bahwa Yesus telah kerasukan roh jahat, “Ia kerasukan be`elzeebul,” dan, “dengan kuasa pemimpin setan Ia mengusir setan.” Tuduhan para ahli Taurat ini adalah tuduhan yang kejam, fitnahan yang sangat menyakitkan bukan hanya bagi Yesus tetapi juga bagi kedua orang tua-Nya. Sebab bagaimana mungkin Yesus disamakan dengan pemimpin setan. Atas tuduhan ini Yesus Yesus tidak menunjukkan sikap kemarahan-Nya justru kemudian memberikan suatu jawaban dengan perumpamaan. “Bagaimana iblis dapat mengusir iblis? Jika suatu kerajaan terpecah, kerajaan itu tidak akan bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.” Memang Yesus sedang memerangi kekuatan jahat yang telah merasuki hati manusia, yang menyebabkan hati manusia menjadi “buta.” Akibat dari hati yang telah dikuasi oleh iblis membuat manusia mudah sekali melontarkan tuduhan-tuduhan, fitnahan-fitnahan kepada sesama, mencaci maki dan yang keluar dari dalam hatinya adalah rasa kebencian. Sehingga yang terjadi adalah membuat hidup kita terpecah belah, tidak ada rasa damai sebab manuisa mengutamakan rasa kebencian.

Saudara-saudari yang terkasih, oleh karena itu semestinya kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga. Mengapa? Sebab, iblis itu selalu mengaum-aum mencari mangsanya dan kita hanya mungkin bisa melawannya dengan berteguh dalam iman. Kita harus senantiasa berada dalam suatu kesadaran bahwa kehidupan kita di dunia ini adalah berjuang untuk mengalahkan kejahatan dan dosa, dan ini berarti bahwa kita menyambut karya penebusan dan keselamatan yang Yesus wartakan. Karena itu dalam hidup ini kita harus selalu menyertakan Allah. 

Tuhan memberkati.

Amin

Ditulis oleh Rm. Markus Mukri, CP

sekretariat.phiras

sekretariat.phiras

Related Posts