Menu

Ibu, bapak, saudari-saudara, para suster, dan anak-anak terkasih, menjadi murid Yesus Kristus, tidaklah cukup dengan hanya memberi diri dibaptis, atau kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam diri kita, berkat Firman serta Tubuh dan Dara-Nya yang kita sambut.

Pengantar

Ibu, bapak, saudari-saudara, para suster, dan anak-anak terkasih, menjadi
murid Yesus Kristus, tidaklah cukup dengan hanya memberi diri dibaptis, atau kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam diri kita, berkat Firman serta Tubuh dan Dara-Nya yang kita sambut. Menjadi murid Kristus juga berarti KITA HARUS BEKERJA SEPERTI DIA serta bekerja seperti yang dikerjakan oleh para murid dan rasul-Nya. Ketika bekerja seperti Dia, disitulah kita memenuhi KEHENDAKNYA: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu” (Yoh 15:14).

Memilih dan memiliki nama pelindung, dimaksudkan agar umat dapat BELAJAR HIDUP dari orang kudus tersebut, bagaimana Santo atau Santa tersebut mehayati IMAN, HARAP, DAN KASIH di dunia ini. Bahwa berkat ketekunan menghayati iman, harap, dan kasih dalam hidup riil, mereka menjadi berkenan kepada Allah dan dihormati oleh manusia. Pada hari ketiga triduum ini, kita diajak menyadari dan merefleksikan bahwa kita adalah anak-anak Santo Philipus Rasul. Sebagai anak, apa yang harus kita kerjakan atau kita lanjutkan dari karya Santo Pelindung Paroki kita, di Paroki Kapuk ini dan di tempat kerja kita masing-masing?

Hal-hal yang sudah dilakukan Santo Philipus Rasul

Kitab Suci (Alkitab) adalah buku iman Gereja, buku iman kita. Dari Kitab Suci,
diketahui hal yang sudah dikerjakan oleh Philipus Rasul antara lain: berusaha
mengenali siapa Yesus Kristus (Yoh 14:8), melihat keluguannya, Yesus pun melakukan mukjizat, yaitu menggandakan lima roti dan dua ikan (Yoh 6:5-14), juga menjadi pintu iman bagi sida-sida dari Etiopya, Natanael, orang-orang Samaria, orang Yunani, Syria, dan Phrygia.

Sebagai murid dan rasul Yesus, Santo Philipus Rasul telah setia mewartakan
apa dan siapa yang dia dengar, dia kenal, dia lihat, dia alami, dan yang dia imani. Bahwa sekalipun dia telah mengenal dan mengalami karya keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus, Santo Philipus Rasul tetap membuka diri untuk dipimpin dan digerakkan oleh Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul 8:29, dikisahkan bahwa Roh berkata kepada Philipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Bahkan dia membuka diri terhadap peranan malaikat Tuhan yang berkata kepadanya untuk menjumpai sida-sida dari Etiopia (Kis 8:26-27).

Untuk melakukan kehendak Tuhan, yaitu memberitakan Injil-Nya kepada segala bangsa, haruslah dijiwai oleh semangat SYUKUR atas karunia demi karunia yang telah dianugerahkan Tuhan. Dijiwai sungguh oleh rasa Syukur bahwa Tuhan telah melakukan pekerjaan besar atas diri kita, maka karya pemberitaan Injil akan dilihat sebagai KEHARUSAN. Rasul Paulus dalam Suratnya 1 Korintus 9:16 berkata: “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”

Paulus berkata seperti itu, justru karena Paulus bersyukur bahwa Yesus Kristus telah melakukan karya besar atas dirinya. Hal yang sama juga dihayati oleh Santo Philipus Rasul, hingga berani menanggung kemartiran yang mengerikan; dicambuk, dipenjarakan, disalibkan dan akhirnya meninggal. Sebagaimana Yesus Kristus membawa dirinya dan umat manusia ke kehidupan yang kekal, demikian seluruh hidup dan karya Santo Philipus Rasul, mengarahkan banyak jiwa untuk datang dan melihat Yesus yang adalah Tuhan dan Penyelamat.

Apakah yang harus kita lakukan?

Ibu, bapak, saudari-saudara, para suster, dan anak-anak terkasih, tidak dapat disangkal bahwa secara pribadi tentu kita telah dan bahkan sedang melakukan pekerjaan yang dikehendaki Tuhan. Dalam banyak cara kita MENGHAYATI karya kerasulan Santo Philipus, pelindung paroki kita, yaitu VENI et VIDE yang berarti MARI dan LIHATLAH (Yoh 1:47). Setidak-tidaknya, mulai menyadarkan hati dan budi kita sendiri agar selalu datang kepada Yesus, melihat Yesus, dan merasakan buah karya kasih-Nya (Yoh 6:38-40).

Dengan terbiasa datang kepada-Nya, tinggal bersama-Nya, dan bekerja bersama-Nya, justru kita akan dimampukan-Nya untuk bekerja seperti Dia, dalam menyelamatkan jiwa-jiwa banyak orang. Maka usaha yang kiranya patut KITA LAKUKAN adalah terus-menerus menghayati Cara Hidup Jemaat Awali, yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 2:41-47. Selain itu, tetap membuka diri untuk dibimbing oleh para malaikat Tuhan dan peranan Roh Kudus. Bagi kita umat Katolik, telah disediakan panduan 10 cara hidup orang Kristen, dalam Puji Syukur nomor 8. Siapa yang rendah hati dan yang “bertelinga,” hendaklah ia mendengarkan dan menikmati hasilnya.

Terima kasih,
Tuhan memberkati kita sekalian.
Amin.

Ditulis oleh Rm. Marius Lami, CP

sekretariat.phiras

sekretariat.phiras

Related Posts