Menu

Sebab oleh iman itulah Tuhan akan mengerjakan apa yang dikehendaki-Nya kepada kita maupun kepada dunia melalui kita.

CAHAYA PHIRAS

Minggu Biasa XIII, 26 Januari 2025

Mengenal tugas perutusan Yesus”

(Lukas 1:18-19)

Warga Phiras terkasih, kita adalah umat yang mengimani Yesus itu Tuhan dan Juru Selamat kita. Kita hadir dan merayakan iman kita dalam perayaan Ekaristi ini.

Hari ini Santo Lukas dengan begitu indah mengisahkan bagaimana Yesus yang tampil di hadapan umum. Kepada orang banyak Yesus bicara tentang tugas yang harus Dia kerjakan. LIMA tugas itu adalah: Pertama, menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Kedua, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan. Ketiga, memberitakan pengelihatan bagi orang-orang buta. Keempat, membebaskan orang-orang tertindas. Kelima, memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang.

Warga Phiras terkasih, dari kisah Injil tadi kita melihat Yesus perkenalkan diriNya dan tugas-tugas-Nya kepada masyarakat di Nazaret. Nah tugas itu sungguh sudah dinubuatkan oleh Yesaya dalam Yesaya 61:1-2 yang dibacakan Yesus kepada orang banyak. Di situ Yesaya menubuatkan bahwa Almasih akan datang, Dia akan melakukan karya tersebut. Maka dengan berkata: “Pada hari ini genaplah nas tadi sewaktu kamu mendengarnya,” justru Yesus memperkenalkan diri bahwa Dialah Almasih yang dimaksudkan oleh Yesaya.

Warga Phiras yang terkasih, Yesus tampil ke hadapan umum, memperkenalkan diri dan tugas-tugas-Nya itu terjadi setelah menjalani puasa 40 hari di Padang Gurun. Di padang gurun itu Yesus memperteguh aspek komitmen-Nya, bahwa Dia datang ke dunia ini BUKAN untuk melakukan kehendak diri-Nya MELAINKAN untuk melakukan kehendak Bapa yang telah mengutus-Nya (Lukas 1:18-19; Yohanes 6:38-40).

Warga Phiras yang terkasih, kita adalah umat milik Kristus dan kita adalah sahabat-Nya (Yohanes 15:14). Sebagaimana Yesus yang adalah Tuhan dan Juru Selamat kita mempertaruhkan hidup-Nya, nyawa-Nya untuk keselamatan kita, kita pun diutus untuk berbuat yang sama. Kualitas kekristenan atau kemuridan kita justru terletak pada melakukan kehendak-Nya yang sungguh memerdekakan orang lain atau tidak. Hidup dan karya kita menjadi perantara rahmat Tuhan atau tidak, sikap dan tutur kata kita menujukkan kita menghornati nilai-nilai kemanusiaan atau tidak.

Jadi sebagai murid Kristus, kita kaum umat kristiani HARUS menjadi pembawa sukacita, kasih dan perdamaian. Dalam hal inilah kita memberitakan Injil Tuhan kita Yesus Kristus. Tidak patutlah hidup kita sehari- hari menjadi sumber konflik, intimidasi, perselihan, dan penderitaan bagi orang lain. Tuhan memberkati kita. Amin.

(Rm. Marius Lami, CP)

Flo.Phiras

Flo.Phiras

Related Posts