Semoga teladan Maria dalam beriman dan memelihara Firman Allah menjadi inspirasi bagi kita dalam merawat iman serta memelihara Firman-Nya yang diam di dalam diri kita.
Percaya & Menjadi Berkat
Luk 11:27-28
Warga Phiras yang terkasih, selamat berhari Minggu. Hari ini, kita umat Katolik merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga.
Merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga tidak terpisahkan dari keterbukaan hati Bunda Maria yang PERCAYA akan Allah dan karya penyelenggaraan Allah atas dirinya. Gereja Katolik, setia dan percaya akan Tradisi Suci, Kitab Suci dan akhirnya ditegaskan dalam ajaran suci oleh Paus Pius XII bahwa Bunda Maria setelah menyelesaikan tugasnya sebagai HAMBA TUHAN, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan di surga. Pengangkatan Bunda Maria ke surga, sungguh merupakan suatu inspirasi iman bagi kita dalam peziarahan iman. Menjadi inspirasi iman karena kita bisa belajar dari Bunda Maria yang rendah hati dalam menanggapi rencana dan kehendak Tuhan atas diri kita. Dia yang menerima kehendak Allah dengan berkata: aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu; telah memungkinkan Allah berkarya lewat Roh-Nya atas diri Maria.
Injil hari ini amat sangat singkat Luk 11:27-28. Kerendahan hati Maria menjadi kabar sukacita dan juga sumber sukacita dan kebahagiaan Bunda Maria. Maria dipuji oleh segala bangsa juga oleh Yesus Puteranya, karena dia telah mendengarkan dan memelihara Sabda Tuhan. Menjadi nyata bahwa kebahagiaan yang dianugerahi kepada Bunda Maria, tidak terpisahkan dari hal kerendahan hati dan ketaatan imannya.
Maria yang dipandang rendah oleh insan manusia tetapi sungguh diperkenankan Allah untuk dapat terwujudnya karya keselamatan-Nya. Dengan penuh iman Maria menerima rencana Allah atas dirinya agar segala bangsa beroleh keselamatan. Buah-buah dari iman atau kepercayaan Maria itu diungkapkan oleh Elisabet saudarinya: “berbahagialah dia yang telah percaya, sebab Firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana” (Luk 1:42-45). Apa yang dikatakan Elisabet pun mencapai kepenuhan dimana Maria dengan tubuh dan jiwanya diangkat ke surga.
Warga Phiras terkasih, Maria adalah manusia biasa seperti kita. Maria adalah sosok wanita satu-satunya yang dipilih Allah untuk menghadirkan diri-Nya dalam rupa Manusia. Maria adalah teladan bagi kita untuk PERCAYA dan mau memelihara Firman Allah yang diam di dalam diri kita. Kitapun diundang untuk selalu berkata kepada Tuhan: “terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38). Mengapa? Justru karena Tuhan telah menaruh Firman-Nya di dalam diri kita, dan kita termotivasi oleh Maria untuk bukan hanya mengimani akan kuat kuasa dan kehendak Allah, tetapi merawat atau memeliharanya.
Warga Phiras terkasih, Iman Maria yang teguh itu, diungkapkan dalam sikap TAAT atau tunduk pada rencana Allah. Sikapnya yang tunduk atau taat penuh pada Allah sungguh telah mewarnai seluruh peziarahan hidupnya. Karena itu dia menjadi wanita yang pantas disebut yang berbahagia oleh Yesus Puteranya (Luk 11:28). Kebahagiaan itu sungguh dialami oleh Bunda Maria, dia diangkat dengan tubuh dan jiwanya ke surga. Pujian yang diungkapkan oleh Elisabet terhadap Maria saudarinya tergenapi pada Maria, dia dipuji bahagia oleh Yesus Puteranya (Bdk. Mat 24:13).
Semoga teladan Maria dalam beriman dan memelihara Firman Allah menjadi inspirasi bagi kita dalam merawat iman serta memelihara Firman-Nya yang diam di dalam diri kita. Amin.
(P. Marius Lami, CP)