Menu

Tentang Phiras

HomeTentang Phiras

Video Lengkap Sejarah Gereja St. Philipus Rasul

Sejarah Lengkap Gereja Katolik St. Philipus Rasul - Paroki Kapuk

Paroki Sang Penebus (1974)

Cikal bakal berdirinya stasi dan sekolah Stella Maris berawal pada tahun 1974, di jalan Jembatan III. Di tempat ini didirikan sebuah bangunan darurat, yang dipergunakan sebagai gereja Paroki Sang Penebus. Ketika itu Pastor Karl Staudinger, SJ menyaksikan banyak anak bermain di sekitar gereja. Mereka tampak kurus, kotor, tanpa alas kaki dan baju; terkesan tidak terurus. Melihat itu spontan pastor mengundang anak-anak masuk halaman gereja. Dari pergaulan dengan pastor bahwa mereka berasal dari keluarga miskin. Atas dasar iba dan cinta, Pastor Staudinger mendirikan balai penitipan  anak, dengan nama “Balai Balita“. Balai ini dibuka setiap hari (pkl 07.00-17.00). Di sini anak-anak diberi makan bergizi, kesehatan merekapun dijamin. Maka, kehadiran Balai Balita sangat disyukuri masyarakat sekitarnya.

Keberhasilan Pastor Staudinger tidak terlepas dari jasa para ibu: Flora Hendarta, Kitty Tjahyadi, Evie Djoersa, dan Anne Handoyo. Dengan gigih mereka mengumpulkan dana dan barang-barang yang diperlukan di balita. Demikian pula jasa Dr. Hendra yang senantiasa menjaga kesehatan anak-anak.

Pembebasan Lahan Paroki Sang Penebus​

Tahun 1975, lokasi Paroki Sang Penebus terkena pembebasan tanah, sehingga diputuskan untuk dipindah ke Pluit Utara, sedangkan Balai Balita ke Jl. Lele- Teluk Gong. Saat itu juga nama paroki diubah dari Sang Penebus menjadi Stella Maris.

Selanjutnya Dewan Paroki Stella Maris mempertimbangkan bahwa umat di sekitar Teluk Gong akan mengalami kesulitan transportasi untuk mencapai pusat paroki di Pluit. Maklum waktu itu lalu–lintas kendaraan tidak selancar sekarang. Dipertimbangkan juga bahwa semakin perkembangan umat di sekitar Teluk Gong semakin pesat, lagi-pula kehadiran balai Balita sangat penting bagi mereka. Maka, diambil keputusan untuk meminjam tempat bekas rumah bersalin kepunyaan Sr. Kwee, yang berlokasi di Jalan Lele. Peminjaman itu disetujui, dan pada tahun 1978, pusat Balai Balita dan pusat stasi dipindahkan ke Jl. Lele – Teluk Gong

Terbentuknya Stasi Teluk Gong (1989)

Proses berdirinya Paroki St. Philipus Rasul tidak terlepas dari peran serta Pastor Yohanes Casonato, SX, Pastor Vincenso Salis, SX, Pastor Ermanno Vincenzo Santandrea, SX, Pastor Suryo Prayogo, SX, para Suster SCMM , serta para tokoh awam yang tak bisa disebutkan namanya masing-masing.

Pada tahun 2009 akhir umat St. Philipus Rasul, mempunyai Gedung Gereja, yang bekarya pada waktu itu Pastor Antonius Janga, CP dan Pastor Yustinus Sukardi, CP. Gedung Gereja diberkati oleh Uskup Agung Jakarta, yaitu Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ dan diresmikan oleh Walikota Jakarta Utara pada hari Minggu, 14 Desember 2009. Proses pembangunan gereja cukup lama, dan sangat dirindukan oleh umat paroki Kapuk.

Stasi menjadi Paroki (1993)

Melihat perkembangan umat Teluk Gong yang begitu pesat, dan sudah mulai secara liturgi juga sudah mulai sendiri, maka Mgr. Leo Soekoto, Pr melalui suratnya dan pada tanggal 02 Pebruari 1993, berdasarkan akte, no. 178/3.25.2/93, yang ditandatangani Mgr. Leo Soekoto, SJ. Paroki ini didirikan. Dengan nama pelindung Santo Philipus Rasul.  Sedangkan buku Baptisnya dimulai pada tanggal 14 Pebruari 1993.

Tanggal 04 Pebruari 1993 Uskup Agung Jakarta  menempatkan Pastor Johan Lianto, CDD sebagai Pastor Kepala Paroki. 06 Pebruari 1993 Bapak Uskup berkenan mempersembahkan misa sekaligus memberkati gereja (tempat ibadat) dan melantik Personalia PGDP Paroki St. Philipus Rasul yang pertama dengan sususnan sbb: 

– Pastor Djohan Lianto, CDD

– Bpk. F.X. Soekatno

– Bpk. C. Indra Setiadi

– Bpk. Petrus Hengky Sukito

– Bpk. Andreas Budi Eko Purwanto

– Bpk. Paulus Yamin Tantri

– Bpk. Nico Johanes Gumarus

– Bpk. G. Agus Sutikno Probo

– Pastor  Paulus Tjie Djiu Luk, CDD

Serah Terima Pastor Paroki (1997)

Kurang lebih sekitar 2 tahun Pastor Johan dipindahkan ke Malang, dan tepatnya pada tanggal 6 Agustus 1995 ditandatangai serah terima jabatan dari Pastor Johan Lianto CDD, kepada Pastor Pimpinan baru yaitu oleh Pastor Joanes Yandi Buntoro, CDD, Pastor Yandi (panggilanya) beliau tidak lama memimpin paroki, ± hanya selama 2 bulan saja, setelah itu Pastor Yoanes Yandi Buntoro ditarik oleh Kongregasi CDD, dan digantikan oleh Pastor Agustinus Lie, CDD. Dan setelah berjalan kurang lebih 5 tahun Kongregasi CDD, menarik diri dari Paroki St. Philipus Rasul, dan sebagai penggantinya adalah Kongregasi Pasionis (CP).

Pada pada tanggal 2 Maret 1997. diadakan serah terima jabatan dari Pastor Agustinus Lie, CDD, kepada Pastor Gabriel Luigi Antonelli, CP, sebagai Pastor Kepala Paroki, hingga kini kepemimpinan dialihkan kepada para Pastor Pasionis: P. Gabriel L. Antonelli, CP (Pastor Kepala), dibantu oleh P. Stephanus Lengi,CP dan P. Kamilus Ndona Sopi, CP, pada waktu itu juga ada Frater TOP : Fr. Damianus Banjarnahor, CP

Serah Terima Pastor Paroki Baru (1999)

Pada tanggal 23 Nopember 1999, Pastor Stephanus Lengi, CP digantikan oleh Rm. Paulus Aureli, CP. Pada waktu itu dijuga diperbantukan Frater, yaitu Fr. Yustinus Prima, CP. Bulan Nopember 1998 terdahulu Pastor Gabriel L. A, CP terpilih menjadi Vikarius, CP seIndonesia, maka pada tanggal 25 Mei 2000, Pastor Gabriel digantikan oleh  Pastor Sabinus Lohin, CP

Pada tanggal 1 Nopember 2000 Pastor Kamilus diganti oleh Pastor Aleksius Peo, CP dan hanya beberapa bulan Pastor Aleksius Peo, CP ditarik oleh Kongregasi Passionis dan juga dibantu oleh Diakon Paulus Jasmin, CP dan Br. Marsianus Suparmo, CP, yang bertugas sehari-hari di Yayasan Stella Maris, dan membantu paroki untuk kegiatan wilayah & lingkungan. Ketika Diakon Paulus Jasmin ditahbiskan menjadi iman, sebagai gantinya Diakon Gaspar Lengari, CP; begitu juga dengan Diakon Gaspar, setlehah ditahbiskan menjadi imam, beliau diganti oleh Fr. H. Ferry Monatolas, CP dan setelah ditahbiskan menjadi imam beliau masih menjadi pastor sementara di Teluk Gong, pada sekitar bulan September 2004, beliau dipindah ke Kalimantan dan sebagai Diakon penganti A. Budi, CP

Karena pada tanggal 8 Nopember 2002 Pastor Sabinus Lohin, CP terpilih sebagai Ketua Vice Propinsi Passionis Se-Indonesia, maka beliau diganti oleh Pastor Ligorius, CP, yang upacara serah terimanya diadakan pada tanggal 21 Juni 2003. 

Pastor Ligorius hanya bertugas di Paroki St. Philipus Rasul lamanya 1 tahun 2003-2004, beliau ditarik oleh Kongregasi pada untuk menanggani rumah retret di Malang sebagai ganti Rm. Stephanus Lengi, CP (Dulu th. 1997-1999  pernah menjadi pastor pembantu), hingga sekarang, serah terima reksa Pastoral pun diadakan pada tanggal 15 Agustus 2004, di Gereja. Pastor Stephanus Lengi, CP dibantu oleh Pastor Abel Tinga, CP yang berkarya hanya 1 bulan, & Rm. Martinus Dubalt, CP serta Rm. Paulus, CP dan setelah itu Pastor yang berkarya adalah Pastor Yustinus Sukardi, CP dan Pastor Antonius Janga, CP, dan Pastor Antonius Janga, CP selaku Pastor Kepala Paroki diganti oleh pastor Sukardi, CP dan di angkat Pastor Silvester Selaku Pastor Rekan, dan pada tahun 2013, Jabatan Pastor Kepala Paroki, oleh Pastor Sukardi di ganti oleh Pastor Donatus Anggur, CP. Pastor Donatus Anggur, CP dibantu oleh Pastor Silvetsr Saka, CP dan Pastor Antonius Widodo, CP sebagai Pastor Rekan.

Pembentukan Pastoran Dan Gereja

Pada tahun 2005 Pastoran Gereja Philipus Rasul didirikan di jalan teluk gong raya dan pada 2008 akhir umat St. Philipus Rasul, mempunyai Gedung Gereja, yang bekarya pada waktu itu Pastor Antonius Janga, CP dan Pastor Yustinus Sukardi, CP. Gedung Gereja diberkati oleh Uskup Agung Jakarta, yaitu Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ dan diresmikan oleh Walikota Jakarta Utara pada hari Minggu, 14 Desember 2008. Proses pembangunan gereja cukup lama, dan sangat dirindukan oleh umat paroki Kapuk.